KARAWANG - PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) mengklaim telah menguasai 40 persen atau sekira 170 ribu ton per tahun pangsa pasar amonium nitrat nasional.
“Nanti 2012 permintaan amonium nitrat diperkirakan tembus 550 ribu ton dan itu menjadi alasan mengapa kami berekspansi dan rencananya kami akan terus ekspansi karena semua tambang pasti butuh amonium nitrat. Kami ingin mempertahankan tingkat penguasaan pangsa pasar di sekira 40-50 persen,” kata Direktur Utama PT MNK Dharma Djojonegoro di sela-sela acara peresmian pabrik PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) kedua di Cikampek, Karawang, Jawa Barat, Senin (3/10/2011).
Pada tahun depan, kata dia, perusahaan menargetkan ingin membangun pabrik perakitan penyulut peledakan yakni detonator di Kalimantan Timur.
"Produsen untuk aksesoris seperti booster dan detonator di Indonesia sekarang nyaris belum ada. Ada tapi masih sedikit sekali,” paparnya.
Menurutnya, masih tingginya impor amonium nitrat disebabkan oleh adanya keringanan impor, mulai dari bebas Bea Masuk hingga pajak lainnya.
“Banyak keringanan impor diberikan dalam master list yang sebenarnya untuk capital goods karena memang selama ini 90 persen amonium nitrat diperoleh dari impor. Dengan adanya tambahan pabrik baru, kami harapkan pemerintah meninjau ulang kebijakan itu agar industri nasional lebih tumbuh,” tandas Dharma.
PT Multi Nitrotama Kimia merupakan salah satu pemimpin pasar industri jasa pertambangan di Indonesia, terutama dalam produsen dan distribusi amoniun nitrat. Amonium nitrat itu sendiri ialah bahan baku utama yang digunakan dalam proses peledakan pertambangan.